Selasa, 19 April 2011

proses asuhan komunitas


PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

TUJUAN :
Mahasiswa mampu untuk :
  1. Menjelaskan pengkajian data dalam proses keperawatan komunitas
  2. Menjelaskan analisa data dalam proses keperawatan komunitas
  3. memahami formulasi atau rumusan diagnosa keperawatan komunitas.
  4. Melakukan analisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan komunitas.
  5. Menyusun rencana dalam proses keperawatan komunitas
  6. Memahami berbagai intervensi keperawatan dalam proses keperawatan komunitas.
  7. Memahami evaluasi dalam proses keperawatan komunitas.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan sosial (WHO, 1959). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan demikian ads 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu : (1). Ilmu keperawatan, (2). Ilmu kesehatan masyarakat dan (3). Ilmu sosial (peran serta masyarakat)
(1) Ilmu keperawatan
Konsep keperawatan di karakteristikkan oleh 4 komponen konsep pokok yang menjadi paradigms dalam keperawatan, dimana menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori tersebut berhubungan satu dengan lainnya yaitu konsep manusia, konsep kesehatan, konsep masyarakat dan konsep keperawatan. (Christine Ibrahim, 1986).
(2) Ilmu Kesehatan masyarakat
Dalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan alternative pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang konsep puskesmas, PHC atau Posyandu dan untuk merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat. (Soekidjo Notoadmojo, 2003 ) .
(3) Ilmu sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh seorang perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya, sebab dia akan berhadapan dengan kelompok ­kelompok sosial dalam masyarakat. Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif dan teori tentang pendekatan perubahan perilaku, Hal ini bisa dirasakan oleh perawat saat menjalankan tugas, peran dan fungsinya dalam keluarga, kelompok atau masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, budaya, pendidikan , ekonomi, norms, adat istiadat dan aturan - aturan yang berlaku dalam masyarakat. (Nasrul Effendi, 1999). Dengan memahami pengetahuan ilmu sosial perawat kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat ke arah yang positif dalam memelihara kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga menuju kemandirian (self care), dimana mereka diharapkan dapat mengenal dan merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan bersama kemudian melaksanakan kegiatan bersama berdasarkan perencanaan yang mereka buat serta menilai hasil yang telah dicapai.  

Pengertian proses keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai Proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979 ). Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari  klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari ( 1 ) pengkajian : pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit , 2005). Proses keperawatan Pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh – tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan.  

Tujuan dan fungsi proses keperawatan
(1)   Tujuan
Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah :
Ø  Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ø  Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan komunitas harus memiliki ketrampilan dasar yang meliputi : epidemiologi, penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.

(2)   Fungsi
Ø  Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga  kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
Ø  Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
Ø  Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisian serta melibatkan peran serta masyarakat.
Ø  Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahannya
Ø  atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhannya.
Langkah-langkah proses keperawatan
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah-langkah proses keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :
(1) Subdit perawatan kesehatan masyarakat Depkes RI
membagi dalam empat tahap yaitu           1). Identifikasi, 2) . Pengumpulan data, 3). Rencana dan kegiatan, 4). Serta penilaian.
(2) Freeman
Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu 1) . Membina hubungan saling percaya dengan klien, 2). Pengkajian 3). Penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, 4). Merencanakan tindakan bersama klien, 5). Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan 6) . Hasil evaluasi.
(3) S.G Bailon
Membagi menjadi empat tahap yaitu : 1). Pengkajian, 2 ) . Perencanaan, 3 ) . Implementasi, dan 4) Evaluasi.


PENGKAJIAN

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu :
  1. Pengumpulan data
  2. Pengolahan data
  3. Analisis data
  4. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat
  5. Prioritas masalah.

PENGUMPULAN DATA
Tujuan
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi
(1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rural atau urban) keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku , bahasa , tingkat pendapatan, pendidikan , pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
c) Vital statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang angka kematian kasar atau CDR penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statisfi antara lain dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, Cakupan imunisasi.

Selanjutkan status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini
(1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
(2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
(3) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir).
(a) ISPA
(b) Penyakit asthma
(c) TBC paru
(d) Penyakit kulit
(e) Penyakit mata
(f) Penyakit rheumatik
(g) Penyakit jantung
(h) Penyakit gangguan jiwa
(i) Kelumpuhan
(j) Penyakit menahun lainnya.
(4) Riwayat penyakit keluarga
(5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(a) Pola pemenuhan nutrisi
(b) Pola pemenuhan cairan elektrolit
(c) Pola istirahat tidur
(d) Pola eliminasi
(e) Pola aktifitas gerak
(f) Pola pemenuhan kebersihan diri
(6) Status psikososial
(a) Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
(b) Hubungan dengan orang lain
(c) Peran di masyarakat
(d) Kesedihan yang dirasakan
(e) Stabilitas emosi
(f) Penelantaran anak atau lansia.
(g) Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan kekerasan.
(7) Status pertumbuhan dan perkembangan
(8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
(9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
(10) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan, mengkonsusmsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
2) Data lingkungan fisik
(a) Pemukiman
(1) Luas bangunan
(2) Bentuk bangunan        : Rumah, petak, asrama, pavilyun
(3) Jenis bangunan            : Permanen, semi permanen, non permanen
(4) Atap rumah                  : Genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
(5) Dinding                       : Tembok, kayu, bambu, atau lainnya sebutkan
(6) Lantai  : Semen, tegel, keramik, tanah, kayu, atau lainnya  sebutkan.
(7) Ventilasi                      : Kurang atau lebih dari 15-20 % dari luas lantai
(8) Pencahayaan                : Kurang, baik
(9) Penerangan                  : Kurang, baik
(10 Kebersihan                  : Kurang, baik
(11 Pengaturan ruangan dan perabot  : Kurang, baik
(12 Kelengkapan alat Rumah tangga. : Kurang, baik

(b) Sanitasi
(1) Penyediaan air bersih (MCK).
(2) Penyediaan air minum
(3) Pengelolaan jamban bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air.
(4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya sebutkan.
(6) Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
(7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan.
(c) Fasilitas
(1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain. (2) Pekarangan
(3) Sarana olah raga
(4) Taman, lapangan
(5) Ruang pertemuan
(6) Sarana hiburan
(7) Sarana ibadah
(d) Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan.
(e) Kondisi geografis

(3) Pelayanan kesehatan dan sosial
(a) Pelayanan kesehatan
(1) Lokasi sarana kesehatan
(2) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
(3) Jumlah kunjungan
(4) Sistem rujukan
(b) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan).
(1) Lokasi
(2) Kepemilikan
(3) Kecukupan
(4) Ekonomi
(a) Jenis pekerjaan
(b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
(c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
(d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
(5)Kemanan dan transportasi
(a) Keamanan
(1) Sistem keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah.
(b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis tranportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
(6) Politik dan pemerintahan
(a) Sistem pengorganisasian
(b) Struktur organisasi
(c) Kelompok organisasi dalam komunitas
(d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
(7) Sistem komunikasi
(a) Sarana umum komunikasi
(b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas.
(c) Cara penyebaran informasi
(8) Pendidikan
(a) Tingkat pendidikan komunitas
(b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal).
 - Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
 - Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
(c) Jenis bahasa yang digunakan
(9) Rekreasi
(a) Kebiasaan rekreasi
(b) Fasilitas tempat rekreasi

Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
(1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
(2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Sumber data
(1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan basil pemeriksaan atau pengkajian.
(2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record. ( Wahit , 2005) .

Cara pengumpulan data
(1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mullah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya basil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan.
(2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis , perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam formas proses keperawatan.
(3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosis keperawatan dengan cara IPAP , yaitu :
I  Inspeksi       Yakni melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga yang sakit.
P  Palpasi        Yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cats meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
A  Auskultasi Yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cars mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya perawat komunitas menggunakan stetoskop sebagai slat Bantu untuk mendengarkan denyut jantung, bising usus suara paru.
P  Perkusi        Adalah cara pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cars mengetukkan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.

PENGOLAHAN DATA
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut

(1)
Klasifikasi data atau kategorisasi data


Cara mengkategorikan data

(1)
Karakteristik demografi

(2)
Karakteristik geografi


(3)
Karakteristik social ekonomi


(4)
Sumber dan pelayanan kesehatan
(Anderson & Mc Farlane 1988.

(2)

Community as a Client. )

Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly.
(3)
Tabulasi data
(4)
Interpretasi data

ANALISIS DATA
Analisa data merupakan suatu studi dan pengujian data yang dapat berbentuk kuantitatif maupun kuaitatif. Dalam analisa data, semua aspek harus dipertimbangkan karena analisa data perlu menentukan kebutuhan kesehatan dan dukungan masyarakat serta trend dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dalam melakukan analisa data terdapat beberapa langkah antara lain : pengelompokan data, meringkas, membandingkan dan membuat kesimpulan.
Melakukan analisa data tersebut diatas membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tentang menganalisa dan pengambilan keputusan melalui berpikir kritis. Oleh karena itu perawat komunitas harus mempelajari dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan tersebut, sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas.
            Analisa data berarti perawat komunitas mempelajari data – data yang telah terkumpul melalui metode pengumpulan data. Data yang telah terkumpul dapat berupa data kualitati dan kuantitatif. Analisa data dilakukan untuk melihat masalah kesehatan yang dialami masyarakat  dan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
Analisa data juga memberikan informasi tentang kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, system pendukung dan sumber – sumber yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan.
1.      Tahap – tahap analisa data
Analisa seperti beberapa prosedur lain yang kita lakukan, dapat dipandang sebagai suatu proses yang mempunyai beberapa langkah atau tahapan. Tahapan – tahapan yang digunakan untuk membantu melakukan analisa tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Mengelompokan data atau mengkategorikan data
Mengelompokan atau mengkateforikan data sangat membantu kita dalam melakukan analisa data yang telah dikumpulkan dalam komuntas. Kategori atau pengelompokan yang biasa digunakan yaitu berdasarkan :
·         Karakteristik demografi ( jumlah anggota keluarga, usia, jenis kelamin, kelompok rasial dan etnik  dan lain – lain )
·         Karakteristik geografi ( batas wilayah, jumlah dan tipe tetangga, lingkungan tempat tinggal dan jalan )
·         Karakteristik sosial ekonomi ( pekerajaan, pendapatan, pendidikan, rumah sewaan, rumah pribadi )
·         Karakteristik sistem pendukung dan pelayanan kesehatan ( rumah sakit, klinik, pusat kesehatan mental dan sebagainya.
b.      Meringkas
Setelah metode pengkategorian dilakukan, langkah selanjutnya adalah meringkas atau menyimpulkan data pada masing – masing kategori yang telah dikelompokan dapat dalam bentuk penghitungan, table, atau grafik.
c.       Membandingkan
Langkah berikutnya setelah data diringkas yaitu langkah membandingkan data, apakah ada yang menyimpang atau abnormal, apakah ada data – data yang tidak pantas atau keselahan – kesalahan saat mengelompokan data sehingga perlu adanya revalidasi data.. data – data yang diperoleh dari masyarakat dari wilayah binaan, dibandingkan dengan data data yang sama seperti data yang bersifat kecamatan, kabupaten , atau nasional.
d.      Pengambilan Kesimpulan
Setelah data yang dikumpulkan dikelompokan, diringkas dan dibandingkan. Tahapan paling ahir adalah penarikan kesimpulan yang logis dari bukti – bukti yang diperoleh yaitu pengambilan kesimpulan yang mengarah pada pernyataan diagnosa keperawatan. Pada tahap ini dilakukan sintesa apa yang diketahui perawat tentang komunitas, yaitu ; apa maksud / arti dari data tesebut.
2.      Komponen yang dianalisa
  1. Core dari komunitas  : data core dari komunitas yaitu meliputi pengukuran demgrafi, tipe data secara khusus ditampilkan dalam bentuk grafik atau gambar. Data demografi ini adalah  komposisi kelompok umur, jenis kelamin, dll.
  2. Lingkungan fisik,  dapat dilakukan melalui windshield survey dan data dapat berupa informasi tentang wilayah dan komunitas, observasi iklim, kepadatan penduduk, perumahan , wc, penyediaan air bersih dll.
  3. Kesehatan dan pelayanan social yang meliputi analisa terhadap fasilitas kesehatan yang ada diluar  masyarakat dan pelayanan kesehatan di masyarakat serta pelayanan social yang ada di luar masyarakat dan di masyarakat
  4. Ekonomi yang meliputi indeks kekayaan perorangan ( penghasilan ) indicator kekayaan industri dan bisnis dan status perkejaan dari komunitas.
  5. Transporasi dan keamanan  data dapat berupa pelayanan perlindungan terhadap kebakaran, pembuangan kotoran, air yang dapat diminum, pembuangan sampah, sanitasi lingkungan, udara.
  6. Politik dan Pemerintahan untuk menggambarkan orang  dan organisasi yang berpengaruh atau penting dalam tahapan penyusunan dan pelaksanaan intervensi pada komunitas.
  7. Komunikasi, sebagai data yang dapat digunakan dalam tahapan pelaksanaan perawatan di komunitas.
  8. Pendidikan
  9. Rekreasi.

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan. Tujuan analisis data :
(1) Menetapkan kebutuhan komunity
(2) Menetapkan kekuatan
(3) Mengidentifikasi pola respon komunity
(4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah
(1) Perhatian masyarakat
(2) Prevalensi kejadian
(3 ) Berat ringannya masalah
(4) Kemungkinan masalah untuk diatasi.
( 5 ) Tersedianya sumber daya masyarakat
(6) Aspek politis.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu
(1) Keadaan yang mengancam kehidupan
(2) Keadaan yang mengancam kesehatan
(3 ) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

Dalam menyusun atau mengurutkan masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan prioritas ( penapisan ) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penentuan prioritas menurut Mueke dan Stanhope, Lancaster, 1988 :

( 1 ). Format A ( Mueke ) : Seleksi atau penapisan diagnosa kesehatan komunitas.


Diagnosa
Keperawatan
Komunitas
Kriteria Penapisan







Tersedia Sumber
Sesuai dengan peran perawat komunitas
Jumlah yang berisiko
Besarnya risiko
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Minat masyarakat
Kemungkinan untuk diatasi
Sesuai dengan program pemerintah
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
Sumber daya dana
Sumber daya peralatan
Sumber daya orang
Jumlah Skor





























Keterangan
Skore         0-5
0          : Paling rendah
5          : Paling tinggi

(2). Format B (Stanhope dan Lancaster 1988)
Format B : Prioritas masalah (Stanhope dan Lancaster 1988)


No.

Kriteria
Bobot
Kriteria
1-10
Masalah
Bobot
1-10
Rasional
Makna
Masalah
C X M
1.
Kesadaran masyarakat
terhadap masalah







2.
Motivasi komuniti untuk
mengatasi masalah





3.
Kemampuan perawat untuk
mengatasi masalah





4.
Fasilitas yang tersedia untuk
mengatasi





5.
Beratnya akibat jika masih
tetap





6.
Cepat masalah teratasi






(3)   Cara lain


 


















DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses of Association (ANA) . Jadi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (potensial).

 Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama  yaitu :
(1) Problem (masalah) Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
(2) Etiologi (penyebab) Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :
(a) Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
(b) Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
(c) Interaksi perilaku dan lingkungan
(3) Sign atau siymptom (tanda atau gejala ):
(a)  Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
(b) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1). Dengan rumus PES
Rumus      :   DK  = P + E + S
DK              : Diagnosis Keperawatan
P                  :  Problem atau masalah
E                 :  Etiologi
S                  :  Siymptom atau gejala
2). Dengan rumus PE
Rumus       DK =  P  +  E
DK              : Diagnosis Keperawatan
P                  : Problem atau masalah
E                 : Etiologi

Jadi menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut
(1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah.
(2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
(3) Partisipasi dan peran serta masyarakat.

Sedangkan diagnosis keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari
(1) Masalah ………….what…………..sakit
(2)        Karakteristik populasi
(3)        Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)

Logan & Dawkins, 1986. dalam bukunya      Family centered Nursing in the COMMUNITY
Diagnosis resiko                        : ………………(masalah)
Diantara                                    : ......................(komunity)
Sehubungan dengan                  : ...................(karakteristik komunity dan lingkungan
Yang dimanifestasikan oleh : / : ………….    (indikator kesehatan /analisa data). didemonstrasikan oleh

Contoh diagnosis keperawatan komunitas :
(1) Risiko terjadinya diare di Desa Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan dengan
·         Sumber air tidak memenuhi syarat
·         Kebersihan perorangan kurang
·         Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh banyaknya sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran (buang air besar).
(2) Tingginya kejadian karies gigi SDN 14, Desa Teladan sehubungan dengan :
·         Kurangnya pemeriksaan gigi
·         Kurangnya fluor pada air minum dimanifestasikan 62 % karies dengan inspeksi
·         pada murid-murid SDN 14, Desa Teladan Kab. Rejang Lebong.
(3) Kurangnya gizi pada balita di desa Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan
dengan
·         Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan
·         Kurangnya jumlah kader
·         Kurangnya jumlah posyandu
·         Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi
(4) Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah dengan imunisasi  didesa Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan dengan :
·         Cakupan imunisasi rendah
·         Kader kurang
·         Banyaknya drop out imunisasi
(5) Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (diare, ISPA, DBD) di desa Teladan Kab. Rejang Lebong , sehubungan dengan :
·         Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
·         Terpaparnya lingkungan oleh bermacam polusi
·         Kurangnya kader kesehatan
(6) Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di desa Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan dengan :
·         Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
·         Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan usila.
·         Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut yang dimanifestasikan dengan jumlah usia lanjut : 200 orang, penyakit yang diderita usia lanjut : reumatik : 52,8 %, hipertensi : 32,42 % , katarak : 7 %, diabet mellitus : 5,2 %, dan lain-lain : 3,29 dan usia lanjut yang memeriksakan kesehatannya tidak teratur : 45,4 %.
(7) Resiko peningkatan kenakalan remaja di desa Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan dengan :
·         Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas perkembangan.
·         Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi karang taruna dan remaja masjid di tandai dengan : jumlah remaja RW.06 83, remaja dengan kegiatan negatif 2,69 %,merokok, 0,19 % minum-minuman keras dan 0,28 % main kartu, banyak remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman sebaya : 38,8 %, basil observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan, dan dari hasil wawancara di dapatkan cukup banyak remaja yang mengisi waktu dengan minum-minuman keras dan merokok.
(8) Anemia ibu hamil di Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal kebutuhan gizi ibu selama hamil yang dimanifestasikan dengan
  • 35,5 % ibu hamil mengeluh pusing
  • 25 % ibu hamil pucat dan lemah
  • 71,5 % menyatakan kebutuhan makanan selama hamil lama dengan seat tidak hamil, jumlah kader yang aktif hanya : 5 orang, kader tidak tersebar disemua RT, ada RT yang tidak mau menjadi kader, 60 % keluarga mengolah sayur dipotong dulu barn dicuci, 90 % bumil tidak mempunyai KMS, 75 % ibu hamil tidak memperoleh informasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil den 20 % ibu hamil menyatakan kebutuhan gizinya kurang dari biasanya.
(9) Risiko timbulnya penyakit: diare, DHF, typhoid, ISPA dan lain-lain di Desa Teladan Kab. Rejang Lebong sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan :
  • Letak Kandang di dalam rumah 1,41 %.
  • Sistem pembuangan air limbah sembarangan 5,71 %.
  • Jarak Pembuangan Sampah dengan rumah 30,29 %
  • Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14 %
  • Membuang sampah di sembarang tempat 18,86 % '
  • Tempat Penampungan sampah terbuka 58,29 %
  • Penampungan air dalam kondisi terbuka 4 %.
  • Kondisi air berwarna 12 %
  • Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter: 10,8 %
  • Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57 %
  • Rumah yang pencahayaannya remang - remang 10,28 %
  • Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42 %
  • Tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara: 29,14 %
  • Tempat penampungan sampan terbuka 58,29 %.
(10) Potensi masyarakat RW 04 Desa Teladan Kab. Rejang Lebong dalam meningkatkan kesehatan balita berhubungan dengan tingginya kesadaran ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan dan petugas yang ditandai dengan :
  • Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan ( 91,14 %).
  • Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08 % ). ,
  • Hampir seluruhnya balita memiliki KMS ( 92,41 % ).
  • Sebagian besar balita dalam garis hijau ( 71,23 % ).
(11) Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di desa Teladan Kab. Rejang Lebong berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia, yang ditandai dengan
  • Jumlah lanjut usia: 51 orang.
  • Lansia yang mengalami keluhan penyakit: 70,59 %
  • Jenis penyakit yang derita lansia: asma : 5,88 %, TB Paru : 3,92 %, hipertensi
  • 27,45 %, DM : 3,92 %, reumatik : 31,37 %, katarak: 1,95 % dan lain – lain 25,49%
  • Upaya lansia untuk mencegah penyakit : Non medis : 13,88 % dan diobati sendiri 8,33%.
  • Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan tertentu: 23,5 %
  • Belum adanya posyandu lansia.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ Keperawatan).
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
(1) Perumusan tujuan (jangka panjang dan tujuan jangka pendek /criteria hasil)
(2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan (dijabarkan dalam POA)
 (3)Indikator  hasil untuk menilai pencapaian tujuan tindakan

PERUMUSAN TUJUAN
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut
(1) Berfokus pada masyarakat
(2) Jelas dan singkat
(3) Dapat diukur dan diobservasi
(4) Realistik
(5) Ada target waktu
(6) Melibatkan peran serta masyarakat.

Tujuan jangka panjang (goal ) :
Pernyataan jangka panjang mengenai hasil akhir yang diinginkan Formulasi perumusan tujuan jangka panjang :
T   =   S  +  P  +   K.1   +   K.2
Keterangan
S       : Subyek
P       : Predikat
K      : Kondisi
K2    : Kriteria waktu

Contoh : Masyarakat desa sidorejo mampu membuat jamban umum secara gotong royong /swadana dalam waktu 1,5 bulan

Tujuan jangka pendek (objectives)
Adalah pernyataan spesifik dari hasil yang diinginkan yang dinyatakan dalam perilaku yang dapat dapat diukur . Tujuan khusus (objectives) merupakan langkah-langkah yang membantu untuk pencapaian tujuan jangka panjang (goal).

Contoh :
  1. Dalam minggu pertama masyarakat sidorejo mamahami pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat
  2. Dalam  minggu kedua  diperoleh dukungan dari tokoh masyarakat terhadap rencana pembuatan jamban
  3. Dalam minggu ke tiga dan keempat  masyarakat sidorejo mampu mengumpulkan dana untuk pembangunan jamban
  4. Dalam minggu  kelima dan keenam masyarakat membangun jamban secara gotong royong

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan masyarakat
(1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
(2) Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
(3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini.
(4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
(5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat.
(6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai.
(7) Tindakan harus bersifat realistik.
(8) Disusun secara berurutan.
Contoh :
Berdasarkan tujuan diatas , maka rencana tindakan yang dibuat adalah
(1) Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topik " Pentingnya jamban bagi kesehatan mayarakat" sebanyak 4 kali sesuai dengan schedule kegiatan (setiap hari senin di Balai Desa).
(2) Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun informal untuk menggalang dukungan.
(3) Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa.
(5) Melalui tokoh-tokoh masyarakat formal maupun informal menghimbau dan mengajak masyarakat secara gotong royong membangun jamban umum. Dengan bekerjasama dengan instansi terkait guna mendapatkan bantuan tehnis pembuatan jamban umum yang memenuhi syarat kesehatan

Agar rencana tindakan tindakan lebih mudah dipahami dan dapat lebih mudah diimplementasikan maka rencana tindakan cenderung dibuat dalam bentuk Plan Of Action (POA)


INDIKATOR HASIL
Indikator  keberhasilan tindakan : Pernyataan yang meliputi bagaimana dan kapan setiap tujuan khusus (objectives) dicapai.
Contoh :
Tujuan khusus : Masyakat memahami pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat
Indikator hasil :
  1. 75 % masyarakat (kepala keluarga) desa sidorejo menghadiri acara penyuluhan
  2. 85 % masyarakat yang hadir memahami pentingnya jamban keluarga dilihatkan dari kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan penyuluh.



 















PELAKSANAAN


Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat kesehatan masyarakat hares bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa dan anggota masyarakat.
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah : I2 RMU
(1)Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi ( I PTEK ) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ ) .
(2) Integrated
Perawat kesehatan masyarakat hares mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat bedasarkan azas kemitraan.
(3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun.
( 4 ) Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
( 5 ) Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai.

Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan parthnerships in community. (Model for nursing partnerships)
Ø  Selain prinsip I2 RMU, prinsip lain yang perlu diperhatikan adalah  Berdasarkan respons masyarakat.
Ø  Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
Ø  Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya
Ø  Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
Ø  Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara esensial.
Ø  Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
Ø  Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
(1) Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya.
(2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih peran.
(3) Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan.
(4) Adanya penyelenggaraan sistem rujukan baik medis maupun rujukan kesehatan.


EVALUASI ATAU PENILAIAN

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan.

Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998
(1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
(2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
(3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

Macam Evaluasi :
  1. Evaluasi Input dan proses
Dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut (berdasarkan indicator hasil )
  1. Evaluasi hasil
Keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. (berdasarkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang)

Fokus evaluasi
(1) Relevansi
Apakah program diperlukan ?
Yang ada atau yang barn.
(2) perkembangan atau kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas, jumlah peserta ?
(3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
(4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formatif dan hasil jangka pendek ?
(5) impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 minggu atau 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?

Kegunaan evaluasi
·         Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
·         Menilai basil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan.
·         Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan batik untuk memperbaiki atau menyusun rencana bare dalam proses keperawatan.

Hasil Evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam Hasil evaluasi, yaitu
1.      Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.      Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3.      Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor­ - faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.