Rabu, 09 Maret 2011

tugas komunikaasi



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan Anak yang berjudul KOMUNIKASI PADA ANAK USIA REMAJA ini tepat pada waktunya. Salawat dan salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
                Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Mam Asmawati, S.kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan anak yang telah membimbing dalam penyelesaian tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan tugas ini dimasa yang akan datang. Tim penulis juga berharap semoga tugas ini dapat berguna bagi para pembaca. Amin.



Bengkulu, Maret 2011

                   Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
                                                                             

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Komunikasi merupakan sarana interaksi dalam kehidupan manusia. Manusia dalam kediriannya bersifat bio–psycho–sosial–spiritual. Konfigurasi aspek-aspek tesebut menjadi kombinasi yang integral yang utuh dalam diri seorang manusia. Intervensi keperawatan yang terjadi adalah hubungan antara seorang perawat kesehatan dengan pasien yang didasari pada pemenuhan kebutuhan dari kedua belah pihak sebagai manusia yang utuh.
Bio-psycho-sosial-spiritual merupakan fundamen yang hakiki dalam melakukan intervensi keperawatan secara komprehensif dan  holistik yang pada hakikatnya dilakukan dengan menggunakan  komunikasi yang mampu mendukung proses  percepatan kesembuhan pasien.
Banyak orangtua mengeluhkan betapa susahnya menjalin komunikasi dengan anak-anak mereka yang telah memasuki masa remaja. Mereka semua ingin anak-anak mereka tumbuh menjadi remaja yang sehat, baik, dan kelak menjadi orang dewasa yang sehat pula. Sayangnya, tidak semua orangtua mampu mengkomunikasikan keinginan mereka ini terhadap anak-anak remaja mereka. Sehingga, yang sering kali terjadi adalah miss komunikasi, yang berujung pada penolakan anak.

Dalam hal ini, salah satu komunikasi yang penting adalah komunikasi terhadap remaja. Remaja merupakan individu yang masih dalam tahap transisi dari anak-anak menuju dewasa sehingga memerlukan perhatian yang khusus dari orang sekitar terutama keluarga. Salah satu bentuk dari perhatian tersebut adalah komunikasi yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dalam hal ini penulis akan membahas bagaimana tata cara berkomunikasi kepada remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1. apa definisi dari remaja?
2.bagaimana karakteristik remaja?
3. apa ciri yang sangat di perhatikan dalaam kehidupan remaja?
4. apa tugas perkembangan padaa usia remaja?
5. bagaimana komunikasi yaang efektif antara oraang tua dan remaja?
6. langkah langkah yang di gunakan orang tua dalam berkomunikasi pada anak nya yang usia remaja?
7. apa saja tips yang dapat di gunakan orang tua untuk berkomunikasi pada anak remajanya?

1.3 Tujuan
Makalah ini di buat untuk mempermudah pembaca unutk mengetahui tata cara berkonunikasi yang efektif apada anak usia remaja

















BAB  II
ISI

A.    Pengertian Remaja
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa(pada usia 11-18 tahun). Permasalahan yang dihadapi adalah sekitar kencan, eksplorasi identitas, perencanaan karir atau masa depan.
B.  Karakteristik remaja
Karakteristik Remaja
• Remaja: Masa “gamang”, masa berteman, masa mencari jati diri
• Masa perubahan dan konflik
Perubahan Biologis
Hormon, neurologi otak, sistem limbic,, Remaja kesulitan untuk mengendalikan perilakunya serta menyukai tantangan serta meraih kebanggaan dan mendapatkan kesenangan dengan melakukan hal-hal berbahaya.
Perubahan Kognitif
Berpikir lebih logis dalam memecahkan masalah. Pada masa ini remaja mulai lebih banyak mengambil keputusan sendiri seperti pemilihan teman, kencan atau pacaran dan lain-lain. Remaja membutuhkan kesempatan untuk berlatih
dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis.
Tahap tahap perkembangan kognitif:
Psikologi dari swiss memebagi tahap  - tahap perkembangan kognitif adalam beberapa stadium :
1.      Stadium sensori-motorik ( 0 – 18 bulan)
Biasanya anak baru tampak dalam bentuk aktivitas motorik. Gerakan – gerakan reflek seperti menghisap,meraih,menggegam, mengoyang – goyangkan badan,gerakan seperti memukul menendang, merupakan tahap pertama yang kan membawa anak kearah penguasaan penegtahuan mengenai dunia luar.
2.      Stadium Pra – operasional (18 bulan – 7 tahun)
Penguasaan bahsa yang sistematis permaninan yang simbolis (mampu bermain yang pura – pura muisalnya korek api dibayangkan sebagi mobil,imitasi tingkah laku ( meniru prilaku ibu atau ayahnya,dokter yang kemaren memeriksanya). Ciri yang paling jelas dalam stadium ini adalah centralized atau memusat, nakanya hanya mampu memusatkan perhatuan pada satu dimensi saja, tidak dapat dibalik atau ireversibel karena belum memahami sebab akibat serat bersifat terarah statis.
3.      Stadium operasional konkrit (7-11 tahun)
Pada fase ini ego sentris berpikir sudah mulai menghilang.anak mampu melakukan desentrasi, yaiut mampu memp[erhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan mampu menghubungkan dimensi – dimensi tersebut.
4.      Stdium opoerasional formal (mulai umur 11 tahun )
Kemampuan berpikir dalam stdium ini ditandai dalam dua sifat yang penting,yaitu:
1)      Kemampuan deduktif  - hipotesis
Bila anak dihapakan pada suatu masalah yang harus diselesaikannya, maka dia akan memikirkan dahulu secara teoritis, menanalisa masalahnya dengan mengembangkan penyelesaian melalui berbagai hipotesis yang mungkin ada atas dasar analisa ini, ia akan membuat suatu strategi penyelesaian. Analisa teoriitis ini dapat dilakukan secar verbal, anak mengeluarkan ide – ide tertentu yang disebut proposisi – proposisi, kemudian mencari hubungan proposisi yang berbeda – beda. Oleh karenanya perpikir operasional formal sering juga disebut sebagai cara berpikir proporsional.
2)      Bersifat Kombinatoris
Sebagai stadium pelengkap cara berpikir operasionla formal yang hampir menyerupai tahap trial dan eror pada stadium 12 – 18 bulan tetapi langkah coba – coba pada stadiium operasional formal memilki dassar teoristis memilki dasar hipotesis yang pasti. Sebagai contoh, ada lima buah tabung yang berisi cairan warna yang berbeda, dua orang anak diminta mencari kombinasi warna maka:
Tahap operasional konkrit
Tahap operasional formal
Anak yang dalam stadium operasional konkrit akan mencoba – coba mencari kemungkian – kmeungkinan kombinasi warna tersebuit tidak secara sustematis, hanya secara trial dan eror sampai secara kebetulan dia menumakan suatu kombinasi warna. Tetapi dia tidak mampu lagi untuk mengulang dan memproduksi kombinbasi warna terssebut, hal ini menunjukkan bahwa kombinasi yang ditemnukan hanyalah sekedar kebutulan, buakn berdasarkan suatu tinakan empiris.
Anak yang sudah yang memilki stadium operasionalk formal akan terlebih dahulu secar teoristis memebuat matriks mengenai segala macam kombinasi yang  mungkin tercipta. Kemudian secra sistematis akan mencoba setiap sel matriks secara empirris. Bila ia menemukan penyelesaian dengan betul maka ia akan coba untuk memeproduksinyakembali sert5a kemudian mampu membuat suatu analiusa dan kesimpulan.
Kemampuan kognitif remaja yang diklasifikasikan mulai usia 11 – 18 tahun tergolong dalam stadium operasional formal ini. Keating (dalam kimel,1990) berpendapat ada liuma cara berpikir yang membedakan  dengan stadium sebelumnya yaitu:
a)      Mampu berpikir tentang kemungkinan – kemungkinan, baik yang teklah terjadi maupun kemungkinan – kemungkinan yang kan terjadi.
b)      Berpikir dengan hipotesis
c)      Berpikir jauh kedepan, membuat rencana kedepan, dan merencanakan suatu strategi
d)     Metakognisi, adalah suatu proses berpikir tentang berpikir, mereka mampu mengukur kemampuan diri, pengetahuan, tujuan, serta langkah-langkah untuk mencapainya, dengan kata lain mereka mampu merencannakan, membuat suatu keputusan dan memilih suatu strategi attau alternatif pemecahan masalah
e)      Berpikirtanpa batas dan bersifat abstrak, misalnya tentang politik, agama taua keyakinan, moral maupun hubungan antar manusia.

Remaja telah mulai mengembangkan kemampuan berpikirnya secara abstrak,memakai prinsip-prinsip logika dalam berpikir teoritis, lebih konseptis dan sudah mampu pula membuat generalisasi. Hal ini terjadi selain karena meningkatkan kemampuan kognisi juga kemampuan imaginasinya.dengan kemampuan abstraksinya memungkinkan fremaja untuk mengadakan understanding tanpa harus secara langsung terlibat dalam peristiwanya.
Perubahan Sosioemosional
Masa remaja adalah masa individu mencari jati dirinya. Saat ia memahami dirinya, membentuk konsep diri serta meraih kepercayaan diri. Remaja jauh lebih sering membandingkan dirinya dengan orang lain untuk menilai dirinya sendiri. Teman seringkali menjadi sumber utama untuk menghargai diri sendiri, sebagai cermin sosial
• Keinginan untuk mandiri ditunjang oleh kemampuan berpikir dan emosi remaja mulai berkembang namun belum mampu untuk mandiri ditandai oleh belum dapat menangani fluktuasi emosi dengan efektif.
• Timbul banyak masalah pada remaja seperti masalah akademis, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan lain sebagainya.
Teman sebaya bagi remaja merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan remaja. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah menyediakan sumber informasi tentang dunia diluar keluarga.
C.    Ciri utama pada perkembangan remaja
4 ciri pertama yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kehidupan remaja
1.       Adanya kesadaran akan adanya perubahan – perubahan dalam kenyataan dirinya sebagai mahluk biologis, sperti perubahan pada bentuk tubuh akibtanya adanya perubahan fisiologis karena bekerjanya kelenjar – kelenjar tertentu yang menjadi lebih aktif: bekerja ny akelenjar kelainan ( gonadotropik) sehingga memnungkinkan datanya menstruasi pertama pada remaja wanita (menarche) dan keluarnya air mani pada pria (nocturnal emission)
2.       Si anak yang menjadi remaja akan meraskan adanya keterikatan pada kelompok sebayanya dalam lingkup “heteroxualitas”
3.       Timbulnya dorongan untuk mencapai kebebasan pribadi dalam usaha memantapkan status dirinya dalam lingkungan hidupnya sebagai individu yang berdiri sendiri ( a separate self)
4.       Adanya keinginaan remaja untuk memaantapkan filasafat hidupnya dan pola hidup tertentu berdasarkan kesatuan norma kehidupan yang dianutnya yang akan dijadikan pedoman didalm ia bertingkah laku dalam perkembanganya sebagai manusia dewasa. ( DRA.Ny,Melly sri sluatri rifai: 1984, bina aksara, tugas – tugas perkembangan dalam rangka bimbingan perawatn anak).



D.      Tugas perkembangan pada usia remaja

10 tugas perkembangan remaja dalam proses perkembangannya dalam melampaui masa pancaroba untuk mencapai kedewasaan:
1.       Menerima kenyataan fisiknya serta menggunakan seefektifnya
2.       Mencapai hubungan social  yang lebih matang dengan teman sebaya laki – laki  ataupun perempuan
3.       Mencapai  peran social sebagai pria atau wanita
4.       Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
5.       Mencapai adanya janmianan dan kebebasan ekonomi
6.       Memilih dan memepersiapkan diri untuk sesuatu jabatan atau pekerjaan
7.       Memepersiapkan diri untuk kehidupan perkawinan dan keluarga
8.       Memeperkembangkna  keterampilan intelek dan konsep yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan waraga Negara.
9.       Adanya keinginana dan kemauan untuk mencapai tanggung jawab social
10.   Memeperoleh suatu system kesatuan norma hidup yang dijadikan pedoman dalam tindakan – tindakan nya dan pandangan hidup



Komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja
Komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja mengenai teman bergaul remaja
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini di tunjukan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berfikir secara konseptual, sudah mulai menujukkan peraasan malu. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkankearah yang lebih positif, terjadi konsep palisai meningkat ,masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat di lakukan dalam usia ini adalah berdiskusi atau curahan pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa maludan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan.

Teman Sebaya
• Teman sebaya memiliki pengaruh positif dan negatif secara bersamaan.
• Kultur teman sebaya pada remaja dapat mempengaruhi dan mengikis kendali serta nilai-nilai yang ditanamkan oleh
orang tua.
Keterkaitan teman sebaya dan keluarga
• Pola pengasuhan dalam keluarga berpengaruh
• Otonomi dari orang tua berpengaruh terhadap kemungkinan remaja akan mengalami masalah pergaulan dengan rekan sebaya.
• Pengasuhan yang terlalu permisif maupun terlalu otoriter dapat menyebabkan remaja mengalami masalah berkaitan dengan pergaulannya dengan rekan sebaya.
Remaja dan Orang tua
• Fungsi orang tua manajer remaja yang memonitor relasi sosial remaja dan juga dapat menjadi pengatur dan
pengarah sosial remaja.
• Orang tua berperan sebagai manajer yang memberikan informasi, membantu menstrukturkan pilihan dan
menyediakan bimbingan untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan secara mandiri.
• Orang tua dapat mengelola dan mengatur kesempatan remaja untuk melakukan kontak sosial dengan teman
sebaya, teman dan orang dewasa lainnya.
Agar remaja mau berkomunikasi dengan orang tua, ada hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Kemampuan berempati atau memahami sudut
pandang remaja
• Menjadi role model
• Terima anak apa adanya, hargai dan hormati remaja sebagai individu

E.      Langkah-langkah yang digunakan orang tua untuk berkomunikasi  pada anak usia remaja
 langkah-langkah apa saja yang sebaiknya diambil orangtua:
1. Pikirkan komunikasi apa yang paling efektif antara Anda dan remaja Anda. Jangan gegabah dalam menjalin komunikasi dengan mereka. Anak-anak yang cenderung membangkang, biasanya akan semakin membangkang jika Anda berkomunikasi dengan keras terhadap mereka. Sementara anak yang tertutup akan semakin menjauh dari Anda. Pertimbangkan langkah-langkah yang akan Anda ambil terhadap mereka.
2. Buka jalur komunikasi baru dengan mereka. Setelah Anda memikirkan komunikasi yang efektif dengan mereka, maka kini saatnya Anda membuka jalur komunikasi tersebut. Jangan takut, meski itu nampaknya mustahil. Keterampilan berkomunikasi adalah suatu hal yang harus dipelajari oleh para orangtua.
3. Komunikasi yang efektif untuk kedisiplinan. Anda tentu ingin remaja Anda menjadi anak yang disiplin. Bangun tidak kesiangan, mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka dengan baik, pulang sekolah tepat waktu tanpa keluyuran kemana-mana, membersihkan kamar mereka, dsb. Tetapkan aturan-aturan yang komunikatif dengan mereka. Tanpa terlalu mengekang mereka tentunya.
4. Mengkomunikasikan setiap permasalahan sulit yang mereka hadapi dengan baik. Setiap anak memiliki permasalahn mereka masing-masing. Biasanya, remaja akan mengalami sedikit kesulitan dalam membagi permasalahan mereka ini dengan orangtuanya. Takut dimarahi, takut disalahkan, dsb. Sehingga sahabat akhirnya menjadi orang yang paling sering mereka curhati. Padahal, orangtua seharusnya bisa menjadi sahabat bagi mereka dan paling wajib untuk tahu apa yang menjadi permasalahan mereka.
5. Ikatan kebersamaan. Ciptakan ikatan yang kuat antara Anda dan anak-anak Anda. Kekompakan, kebersamaan, adalah jalinan kuat yang akan mempererat komunikasi Anda dengan mereka. Jadilah orangtua yang multifungsi. Itu lebih baik untuk membimbing mereka melewati masa-masa remaja mereka.
F.     Tips yang dapat digunakan oleh orang tua untuk berkomunikasi dengan anak usia remaja

Tips untuk Orang tua
• Selalu nyatakan cinta yang tidak bersyarat
• Upayakan untuk selalu konsisten dalam berperilaku
• Berikan informasi kepada remaja
• Sediakan stimulasi lingkungan sosial Berikan kesempatan untuk berlatih dan berdiskusi mengenai pengambilan keputusan yang realistis
• Tingkatkan keterampilan sosial remaja melalui strategi konglomerat
• Kendalikan marah orang tua dan dengarkan alasan remaja mengenai teman yang ia pilih pendampingan remaja komunikasi efektif dan empati terhadap dunia remaja
• Tumbuhkan keberanian berkata tidak pada teman.







BAB III
PENUTUP



A.    Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan masa dewasa(pada usia 11-18 tahun).
cara berkomunikasi yang efektif pada anak usia remaja yaitu Pikirkan komunikasi apa yang paling efektif antara Anda dan remaja Anda, Buka jalur komunikasi baru dengan mereka, Komunikasi yang efektif untuk kedisiplinan, Mengkomunikasikan setiap permasalahan sulit yang mereka hadapi dengan baik, Ikatan kebersamaan.

B.     Saran
























DAFTAR PUSTAKA



Sri sluatri , rifa Melly.1984. tugas – tugas perkembangan dalam rangka bimbingan perawatn anak.Bina aksara:Jakarta

Soetjiningsih.2004.tumbuh kembang remaja dan permasalahannya.sagung seto:Jakarta

Selasa, 01 Maret 2011




ASUHAN KEPERAWATAN ASPIRASI MEKONIUM


A. PENGERTIAN
Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke dalam paru yang dapat terjadi pada saat intra uterin, persalinan dan kelahiran.

B. ETIOLOGI
 Riwayat persalinan postmatur
§
 Riwayat janin tumbuh lambat
§
 Riwayat kesulitan persalinan, riwayat gawat janin, asfiksia berat
§
 Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium
§

C. PENGKAJIAN
 Cairan amnion tercemar mekonium
§
 Kulit bayi diliputi mekonium
§
 Tali pusat dan kulit bayi berwarna hijau kekuningan
§
 Gangguan napas (merintih, sianosis, napas cuping hidung, retraksi, takipnue)
§
 Biasanya disertai tanda bayi lebih bulan
§

Pemeriksaan Laboratorium :
 Preparat darah hapus, kultur darah, darah rutin, analisa gas darah (hipoksemia, asidemia)
§
 Pemeriksaan sinar X dada
§

D. KOMPLIKASI
 Hipoksia serebri, gagal ginjal, keracunan O2, pneumothorak
§
 Sepsis, kejang, retardasi mental, epilepsi, palsi serebral
§

D. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Tindakan resusitasi
§
 Pemberian antibiotika
§
 Terapi suportif : infuse, oksigen, jaga kehangatan, pemberian ASI
§

E. ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan

1.

Resiko cedera berhubungan dengan sepsis neonatal
Tidak terjadi cedera

Kriteria :
 Bayi menerima terapi sesuai pesanan
§
 Bayi mengalami kultur ulang setelah tindakan medis yang menunjukkan tak ada ‘pertumbuhan’ atau komplikasi lain.
§
 Bayi mengalami normotermik
§
 Pertahankan isolasi : perawatan isolasi
§
 Ubah posisi tiap 2 jam
§
 Observasi tanda vital setiap 2 jam, beritahu perubahan dan laporkan dokter sesuai kebutuhan
§
 Pantau tanda vital
§
 Pertahankan suhu lingkungan netral
§
 Periksa suhu setiap 2 jam
§
 Pertahankan prosedur mencuci tangan ketat
§
 Ajarkan tehnik mencuci tangan pada orang tua sebelum memegang bayi
§
 Berikan oksigen sesuai pesanan
§
 Lakukan AGD periodik sesuai pesanan
§
 Rencanakan periode istirahat; hindari memegang yang tak perlu
§


No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan